Jumat, 30 September 2011

How I Met The Kadaver

Kadaver? Mungkin ada di antara temen-temen yang masih asing dengan kata itu. Singkat cerita kadaver artinya jenazah yang biasa digunakan mahasiswa sekolah kedokteran untuk praktikum anatomi. Jenazah ini umumnya adalah jenazah Mr. X alias jenazah tak bertuan, yang tidak dicari oleh siapapun setelah kepergiannya dari dunia. Berjumpa dengan kadaver mungkin bagi sebagian orang tidak mudah. Oleh karena itu, mahasiswa kedokteran haruslah bermental baja dan bermuka tembok untuk memberanikan diri bertemu dengan Mister yang satu ini. Kenapa? Karena kadaver selama lima tahun kedepan akan menjadi lebih dari sekedar kawan. Haha, lebay ya?

Well, aku memang bukan orang yang pemberani, apalagi untuk ketemu mayat. Wah kayaknya berat ya. Tapi setelah berkontemplasi dengan diri, akhirnya aku bisa berkompromi dengan rasa takut. “Aku sudah bertekad menjadi seorang dokter dan sudah berjalan sejauh ini, maka aku harus siap dengan segala konsekwensinya.”

Hari yang dinanti pun tiba. Setelah lima hari diasingkan dan digembleng di dalam kawah candradimuka, sabtu lalu (17/9) adalah puncak dari penempaan mental yang tentu saja lebih ganas. Jum’at malam kami semua menginap di kampus FKK di Cirendeu. Kami tidur di dalam lab, beralaskan tikar, beramai-ramai dan berdesak-desakan. Perkiraanku, mungkin sekitar jam 2 pagi pintu lab digebrak oleh senior dari komisi disiplin (komdis), dalam hitungan ke sepuluh kami harus sudah tiba di dalam auditorium. Secepat kilat aku berusaha berlari menerjang kerumunan mahasiswa yang lain.

Tiba di auditorium aku mengambil barisan sekenanya. Kemudian aku langsung menutup mataku dengan slayer yang sudah kukantungi sejak tidur di dalam jaket hijau SRI-ku. Tanpa menunggu lama setelah mataku ditutup, ada seorang senior perempuan yang berbisik kepadaku dan menarik tanganku, “kamu ikut saya, yah..”. Kemudian aku dibariskan di barisan yang berbeda di luar auditorium. Bersama barisan yang baru itulah aku menjelajah kampus dengan mata tertutup menuju ruang anatomi, tempat di mana kadaver bersemayam. Aku merasakan seorang teman yang ada di belakangku memegang pundakku dengan kencang seperti ketakutan. Aku kemudian menggandeng tangannya dengan erat supaya dia merasa sedikit nyaman.

Walaupun dengan mata tertutup, aku dapat merasakan bahwa ruang anatomi itu letaknya ada di depan kampus. Setelah naik tangga beberapa kali, aku dan barisanku itu masuk ke ruangan yang berbau khas dan berisik dengan suara exhouse fan. “Ini pasti ruangannya” pikirku. Benar saja, sebab tak lama aku dipisahkan dari barisanku dan dibekali lilin oleh seorang panitia komdis. “Buka mata kamu ya, dek.” Kemudian aku membuka slayerku, “ini saya kasih lilin, kamu masuk ke dalam kain hitam itu dan hafalkan anatomi yang di kertas putih ya! Nanti saya tungguin dari luar.”

Aku pun masuk ke dalam ruangan dari kain hitam itu sambil menenteng sebatang lilin. Di dalamnya sudah terbaring sesosok yang hitam di atas brankar. Saking groginya karena baru pertama kali ketemu kadaver, aku sampai speechless mau baca doa apa dan akhirnya doa masuk kuburan lah yang keluar. Haha..

Setelah masuk ke ruangan hitam tersebut, “Lah ini kadaver apa ya? Kok item banget kayak bayangan.” Gumamku dalam hati. Ternyata itu karena aku lupa memakai kembali kacamataku haha payah! Setelah kuraih kacamata di kantung jaket dan ku sematkan di mata, aku bisa melihat dengan jelas kadaver tersebut. Hitam yang tadi kulihat itu tidak lain karena kadaver itu sudah hampir bersisa kerangka saja. Dengan kata lain, dia hanya berupa tulang dan sisa-sisa kulit yang sudah rapuh. Dengan hati-hati kuteliti jenazah tersebut, mencari di mana kertas putih berada. Ternyata kertas itu menempel di dekat selangkangan. Tulisannya “Muskulus pyramidalis” dan “Thenar”

Tidak sampai lima menit aku sudah hafal isi dua kertas itu, kemudian aku keluar dan bersama senior yang sama digandeng menuju ke luar gedung anatomi.

Yang jadi pertanyaan adalah ternyata banyak dari teman seangkatan yang masuk ke ruangan hitam itu berdua, kenapa aku hanya sendiri? Huhuhu menyedihkaaaaan... Tapi nggak apa, semoga momen berharga itu berhasil mempertebal mental dan keberanianku. Amin. J

3 komentar:

  1. embot, serem yah kalo dibayangin hihihihi, ati-ati bot itu dibelakang ada apaa!!!

    BalasHapus
  2. akhirnya ya ti, ketemu jg sama si Mr. X
    tp reaksi baca doa kuburan nya itu lhoo , haha (jd ngakak) :D

    BalasHapus
  3. Iyah Alhamdulillah yah :D
    Abis bingung pi mau baca doa apaaa? Akhirnya itulah yang keluar dari lisan sayah pemirsaaah :D

    BalasHapus