Kamis, 20 November 2014

Seharusnya

Untuk pertama kalinya setelah beberapa tahun ini aku bisa tertawa dan bernapas dengan leganya. Seakan-akan segala beban telah lepas, pergi meninggalkan diriku. Pun untuk pertama kalinya aku bisa kembali menulis tanpa resah, mencurahkan segala lelah. Aku merasa bebas bak narapidana yang baru saja dibebaskan dari rumah prodeo.

Aku tidak lagi dihantui oleh bayang-bayang yang selama ini selalu membuntutiku, walau sejatinya bayangan itu tidak pernah ada. Aku bisa menjalani hidupku sebagaimana mestinya tanpa perlu memberatkan pertimbanganku pada sesuatu yang tidak pernah pasti.

Ah.., seharusnya aku memutuskan ini sejak dulu. Mungkin tidak ada lagi penatnya rasa galau dan air mata yang selalu menggelayut dibalik canda tawaku setiap hari. Seharusnya aku telah meninggalkannya sejak dulu, hingga aku bisa merasakan indahnya jatuh cinta lagi.

Entahlah, mungkin memang benar ia jauh memiliki lebih banyak pertimbangan dibanding aku. Namun, bukankah lebih bijak untuk tidak pernah menjanjikan apapun jika memang belum memutuskan untuk siap. Lantas apa bedanya dengan permainan belaka?

Yang pasti kini aku tidak pernah menyesal untuk mengenal dan menyayangimu. Bukankah seringkali dipertemukan dengan orang yang salah sebelum bertaut dengan orang yang tepat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar