Begitupula satuan terkecil dari tubuh kita, yaitu sel. Ketika mendapatkan suatu injurious stimuli, sel sedapat mungkin akan melakukan manuver agar dia dapat menjalankan fungsinya seperti sediakala seoptimal mungkin. Namun, adakalanya manuver tersebut bersifat reversibel dan ireversibel.
Well, langsung saja fokus ke organnya. Bagaimana sih contoh real terjadinya adaptasi sel terhadap cedera selular (cellular injury)?
Contoh pertama adalah pembesaran jantung alias kardiomegali. Jantung manusia normal, ukurannya hanya sebesar kepalan tangan pemiliknya. Lalu, kenapa dong kok bisa membengkak gitu?
Yap, bisa pemicunya adalah hipertensi atau darah tinggi.
Hipertensi adalah kenaikan sistol >140mmHg dan diastol >90mmHg. Darah tinggi akan memengaruhi otot-otot jantung (myokardium) dan mempermudah terjadinya pengerasan pembuluh darah arteri oleh lemak.
Sel Otot Normal (tengah), Sel Otot yang membesar akibat adaptasi (kiri),
Sel Otot yang tidak mampu / berlebihan dalam adaptasi (kanan)
Tekanan darah akan meningkat apabila beban arteri perifer terhadap aliran darah juga meningkat. Nah, beban yang meningkat ini membuat jantung mau tidak mau, suka tidak suka beradaptasi untuk mempertahankan kelangsungan hidup kita. Menghasilkan kardiak output yang normal, dengan memperpanjang serabut-serabut otot.
Makin panjangnya serabut otot jantung inilah yang menjadi faktor kardiomegali atau dalam bahasa medis dikenal dengan hipertrofi jantung. Semakin tinggi beban pembuluh darah, semakin tinggi pula risiko terjadinya kardiomegali.
Apa efek kardiomegali terhadap jantung?
1. Pembesaran otot akan memperbesar pula kebutuhan perbekalan darah, bila perbekalan itu tidak terpenuhi, otot jantung akan kekurangan nutrisi dan akhirnya otot jantung mengalami kepayahan.
2. Hipertensi yang memicu kardiomegali adalah faktor penting terjadinya arteriosklerosis
3. Hipertensi yang berkelanjutan juga akan menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah ginjal dan menghambat pengeluaran Natrium dan air.
Betapa berharganya sebuah jantung bagi tubuh kita ini. Gangguan di satu bagian saja akan merembet kepada kerusakan yang lain.
Untuk mencegah itu semua, ada baiknya mengatur pola makan dan pola hidup. Hindari banyak makan makanan berlemak dan jauhi rokok.
Refferences :
Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease 7th Edition
Buku Ajar Patologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1990
dok, minta resep diet vegie dan olahraga yang ringan tapi dahsyat donk. untuk melindungi jantung juga kan. hehe
BalasHapusMaaf teh baru bales, hadeh jadi gak enak di panggil dok, lulus kuliah aja belom :D
BalasHapusAduh apa ya, aku belom belajar masalah diet jantung, aku baru sampai diet orang tua, maternal, sama infant. Palingan kalau jantung dietnya rendah lemak dan rendah kalori. Maaf nih ilmunya belum mumpuni. Nanti insya Allah kalau sudah dapat kuliahnya, aku post :)
penjelesan di modul yang lain juga dok dengan sumber2nya ya... :D :)
BalasHapus