"Kakek, apakah cinta itu menyenangkan seperti musik?"
"Ya. Ia seperti musik, tetapi cinta sejati akan membuatmu selalu tetap menari meskipun musiknya telah berhenti."
"Kakek, apakah cinta itu menakutkan seperti hantu?"
"Ya. Cinta sejati seperti hantu. Semua orang membicarakannya, tetapi sedikit sekali yang benar-benar pernah melihatnya."
"Kakek, apakah cinta sesejuk air sungai ini?"
"Ya. Cinta sejati memang seperti air sungai, sejuk menyenangkan, dan terus mengalir, mengalir terus ke hilir tidak pernah berhenti. Semakin lama semakin besar karena semakin lama semakin banyak anak sungai yang bertemu. Begitu juga sungai, semakin lama mengalir semakin besar batang perasaannya."
"Kalau begitu ujung sungai ini pasti ujung cinta itu?"
"Cinta sejati adalah perjalanan, sayang. Cinta sejati tak pernah memiliki tujuan."
"Kakek, apakah cinta itu memberi, seperti yang selalu kakek lakukan saat memberi makan ayam-ayam?"
"Tidak. Karena kau selalu bisa memberi tanpa sedikitpun memiliki perasaan cinta, tetapi kau takkan bisa mencintai tanpa selalu memberi."
"Kakek, dari kota manakah cinta datang?"
"Tidak ada yang tahu, sayang. Cinta sejati datang begitu saja, tanpa ada satu pun alasan yang jelas."
"Kalau begitu, bagaimana Zalaiva tahu itu cinta?"
"Kau akan tahu ketika dia datang. Tahu begitu saja. Dulu orang-orang menyebutnya cinta pada pandangan pertama. Cinta sejati selalu datang pada pandangan pertama. Cinta sejati selalu datang di saat yang tepat, waktu yang tepat. Ia tidak pernah tersesat. Cinta sejati selalu datang pada orang-orang yang berharap berjumpa padanya dan tak pernah berputus asa."
"Suatu saat jika kau beruntung menemukan cinta sejatimu. Ketika kalian akan saling bertatap untuk pertama kalinya, waktu akan berhenti. Seluruh semesta alam takzim menyampaikan salam. Ada cahaya keindahan yang menyemburat, menggetarkan jantung. Hanya orang-orang beruntung yang bisa melihat cahaya itu, apalagi berkesempatan bisa merasakannya."
(Dikutip dari cerpen Pandangan Pertama Zalaiva, karya Tere Liye)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar