Kamis, 14 November 2013

Melangkah

Setelah sekian lama masih bertahan di satu titik. Akhirnya aku tiba pada suatu fase, di mana seorang aku memang harus benar-benenar menyegerakan diri untuk pergi. Mungkin semua orang bosan, ini sudah kesekian kalinya aku bertekad untuk berpindah, tetapi pada kenyataannya ketika hati sudah mengalahkan akal, ia mampu bahkan untuk melumpuhkan segenap persendian. Sehingga mendadak aku tak ingin bangkit.

"If I fall for you, i'll never recover. If I fall for you, i'll never be the same." (Maroon 5)

Kala itu aku ingin terus terpuruk, seakan-akan aku selalu punya alasan untuk memaafkanmu dan untuk selalu mengharapkanmu. Nyatanya hati tak selamanya benar, tak selamanya kita bisa mengikuti kata hati. Setelah sekian lama aku selalu memupuk perasaan di hati, sekian lama itu pula kamu sendiri yang berusaha menghancurkannya. Berbagai cara pernah kamu lakukan, mematahkan, menginjak, membakar, memangkas, hingga menimbunnya dengan tanah, tapi nyatanya kamu lupa bahwasanya ketika kamu ingin mencabut sesuatu hingga mati, kamu harus menarik hingga akarnya.

Semua usahamu itu hanya membuat perasaan ini semakin dalam. Rupanya ia membentuk sistem imunnya sendiri. Ya, itu semua hanya terjadi pada perasaanku untukmu. Mungkin memang selama ini kau sudah terlalu muak untuk berurusan denganku. Ketahuilah, aku pun ya, tapi lagi-lagi karena hati yang bermain, aku selalu dan selalu memberikan kesempatan kedua untukmu.

Inilah akhirnya, ketika aku merasa.... Yah, aku harus meninggalkanmu. Ketahuilah, aku telah menyadari bahwasanya cinta sejati tidak pernah rumit. Cinta sejati selalu sederhana. Ini sudah terlalu rumit. 2 tahun ini terasa begitu rumit, komplikasi.

Aku tak perlu menunggu untuk kau suruh pergi, aku mundur dengan terhormat. Aku selalu mengetahui apa yang terjadi padamu. Pilihlah yang terbaik untuk hidupmu, karena dia bukan aku. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar