Sebenarnya film ini sudah lama rilis, mungkin hampir satu tahun. Namun demikian, bukan masalah yang berarti kan bagiku untuk sedikit saja mereview sedikit poin penting terfavorit dalam film tersebut? Aku memang bukan orang yang getol dalam hal nonton, hanya film-film tertentu saja yang kutonton, tapi untuk yang satu ini memang beda, dari film ini masuk bioskop sampai akhirnya nggak tayang lagi, aku dan ibuku tidak memiliki waktu yang bisa diluangkan untuk nonton. Akhirnya secara nggak sengaja kemarin ketemu orang yang menjual DVD originalnya dengan harga lima belas ribu, wah subhanallah, kesempatan bagus. Tanpa pikir panjang, kubeli DVD tesebut.
By the way, bagi yang sudah nonton, aku yakin hampir sebagian besar setuju kalau film ini penuh dengan nilai pendidikan, terlepas dari apakah kita orang Muhammadiyah atau bukan, apa salahnya selama masih banyak ilmu yang bisa didapat?
Dalam film yang berlatar belakang zaman penjajahan belanda tersebut diceritakan bahwa umat muslim pada saat itu masih terperangkap dalam kebudayaan yang bisa saja mengarah ke syirik. Mereka banyak mencampuradukkan yang hak, seperti tauhid dan pengakuan pada keesaan Allah, dengan yang batil seperti memberi sesajen dengan harapan keinginan mereka terkabul. Mereka juga mudah sekali mengkafirkan sesama muslim tanpa mau membuka pemikiran terlebih dulu. Selain itu, mereka terkungkung dalam paham bahwa kemudahan dan kemodernan itu hanya milik belanda, yang notabene adalah orang kafir. Mereka tidak sadar bahwa dengan kemudahan itulah sebenarnya pekerjaan mereka banyak dibantu.
Pertama, jelas salah kalau kita mencampuradukkan antara tauhid dan syirik, tidak mungkin kita bisa mempersatukan dua hal yang sangat mendasar perbedaannya. Menurut Kyai Haji Ahmad Dahlan dalam film tersebut, berdoa itu tidak perlu perantara, yang dibutuhkan hanya keikhlasan dan kesungguhan hati. Allah itu Maha Mendengar. Allah itu Ghoniyyun Hamid, Mahakaya dan Maha Terpuji, Dia tidak butuh sesajen atau "sogokan" apapun.
Kedua, Allah itu Mahabenar, hanya Dia yang mengetahui siapa yang benar di antara kita. Oleh karena itu, HARAM bagi kita untuk mengkafirkan saudara sesama muslim, KECUALI akidahnya memang sudah melenceng dari ketetapan Al-Qur'an dan As-Sunnah sebagai sumber hukum utama kita. Inilah poin penting yang ingin kugarisbawahi, orang (termasuk aku) selama ini masih banyak yang dengan mudah mencela perbedaan, padahal sebenarnya perbedaan, selama bukan perbedaan yang fundamental, tidak layak menjadi jurang pemisah.
Pernah ada seorang teman di kampus yang tahu kalau aku anak IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), dengan mata memicing dia langsung menelisik, perbedaan apa saja yang Muhammadiyah lakukan? Kalau aku sih, selama ini termasuk santai untuk urusan seperti bacaan atau cara sholat, toh setiap kita punya dalil sendiri yang diyakini kan? Kalau subuh di asrama imamnya pakai qunut, ya aku ikut. Kalau tidak pakai qunut ya aku manut. Atau soal bacaan iftitah, bukankah sama saja? Inni wajjahtu sama Allahumma ba'id, dua-duanya diamalkan oleh Rasulullah kok.. Perbedaan apa yang lantas menjadi alasan untuk gontok-gontokan? Itu kan bukan masalah akidah, hanya muamalah...
Nah yang ketiga juga penting nih. Masalah teknologi. Nggak tahu apakah masih ada model muslim yang seperti ini atau nggak. Terlalu menganggap bahwa teknologi itu adalah produk kafir. Wah, kalau semua muslim kayak gitu, kita kapan majunya ya? Mau pergi haji, naik onta (Soalnya mobil dan pesawat kan buatan londo). Mau mengerjakan tugas, pakai batu (soalnya komputer, mesin tik, dan pena juga buatan londo). Pakai bajunya dari karung goni (Soalnya baju juga buatan orang bule). Yah kalau begitu ceritanya, kapan umat muslim majunya? Itu juga sama saja menyusahkan diri sendiri. Yang benar tuh, gunakan saja, sementara belum ada muslim yang membuat kemudahan itu. Sembari itu belajar lah.. Supaya suatu saat muslim yang membuat teknologi tersebut.
Jadi nilai apa yang bisa kita ambil? Banyak banget kan? Tapi yang pasti, nilai-nilai itu adalah nilai kebaikan dan tentu saja mencerahkan pemikiran kita selama ini :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar